Fanfic Closers Online: Romeo and Cinderella Chapter 4

304

Romeo and Cinderella Chapter 4

By : Mahardika Widyaadi Pertiwi
Main Character : Lee Seha (SA) x Lee Seulbi (SA)
Warning : OOC, Typo or Miss Typo, Rate Teen(+), dll
.
.
.
Previous : Aku pun hanya menurut padanya. Memang ku akui masakannya enak dimakan. Dan melihat wajahnya yang ceria membuatku sedikir merona. Sepertinya aku mulai menyukai gadis ini. (End Seha POV and End Full Flashback)
.
.
~ Chapter 4 (ada Flashbacknya lagi tapi tidak sebanyak chapter lalu ^^”) ~
.
.
“Mulai saat itu kita jadi dekat dan akhirnya seperti sekarang.” Seha pun mengakhiri ingatan masa lalunya dan langsung mengangkat Seulbi dari pangkuannya untuk duduk disebelahnya.

“Iya, semenjak itu kita selalu bersama. Makan bekal yang kubawakan bersama, lalu pulang sekolah bersama, dan kau mencoba bermain musik tapi ternyata permainanmu cukup aneh didengar dan aku yang harus menggantikanmu. Lalu yang paling membuatku senang adalah saat kau mengatakan kau mencintaiku.”

Jelas Seulbi yang berdiri di hadapan Seha dan menatapnya dengan tersenyum manis.

“Hah? Kau masih ingat yang kita bermain musik bersama? Padahal aku sudah lupa.” Seha sedikit kaget karena Seulbi masih mengingat kejadian dimana Seulbi mengetahui dia tidak bisa bermain music dengan baik.

“Hehehe. . . . Tentu saja aku ingat. Tapi. . . .” Kata Seulbi yang terputus dan langsung terdiam.

Seha yang melihat Seulbi terdiam pun berdiri, mensejajarkan dirinya dan memegang lengan Seulbi. Seha pun menyuruhnya duduk diranjang dan Seulbi duduk sambil menundukkan kepalanya.

“Kau pasti mengingat waktu itu kan?” Tanya Seha lirih dan menatap Seulbi sendu.
“Eh?” Guman Seulbi kaget karena Seha mengetahui apa yang ada dipikirannya.
.
.
~Flashback again~
.
(Seha Pov)
Aku sedang mengantar kekasihku, Seulbi pulang kerumahnya. Aku pun yakin kalau dia tertidur di punggungku karena dia baru selesai mengikuti ekskul seni musik disekolah.

Aku pun merasakan deru nafas miliknya menerpa punggungku yang memberikan sedikit kehangatan. Aku pun tersenyum lembut dan mungkin diwajahku ini pasti ada rona merahnya. Aku pun sampai didepan rumahnya. Aku pun langsung membangunkannya.

“Seulbi, kita sudah sampai nih. Mau sampai kapan kau tidur.” Kataku mencoba membangunkannya.”
“Hngg. . . . Memang sudah sampai ya?” Tanya Seulbi yang masih setengah sadar dan mengucek matanya dan sesekali menguap.

“Sudah, coba lihat yang bener.” Kataku padanya yang menyuruhnya melihat dengan benar.

“Ah, iya. Sudah sampai. Ah, padahal aku masih ingin tidur.” Kulihat Seulbi menggerutu kesal dengan memajukan bibir mungilnya. Dan aku pun yang melihat wajahnya yang polos itu hanya bisa tertawa.

“Kau mau terus tertidur di punggungku ya?” Tanyaku yang sedikit menggodanya.

“E, eh? Ti, tidak! Makasih.” Katanya langsung gelagapan dan juga memerah diwajahnya.

“Yasudah, turun deh. . . Sebelum. . .” Kataku yang terputus karena ada yang membuka pintu rumah itu dengan kasar dan membuatku dan Seulbi kaget. Tapi Seulbi malah terlihat seperti ketakutan daripada kaget.

“Seulbi! Siapa yang kau bawa itu?” Tanya seorang pria dengan nada tajam dan disebelahnya seorang wanita berkacamata memiliki paras yang sama persis dengan Seulbi.

“A, ayah. I, ini. . .” Kata Seulbi yang sedikit takut mendengar perkataan ayahnya. Aku yang melihat Seulbi seperti itu jadi tidak tega, dan akhirnya aku pun yang berbicara.

“Perkenalkan paman nama saya Seha, pacar putri anda.” Kataku sesopan mungkin. Kulihat ayah Seulbi sepertinya geram padaku. Dia pun mendekatiku dan Seulbi.

“Ayo pulang! Dan kau, jangan pernah mengantarkannya lagi.” Bentak ayah Seulbi padaku dan Seulbi. Seulbi langsung diseret paksa oleh ayahnya itu masuk kerumah.

Siaaaal! Aku hanya bisa diam terpaku tak bisa berbuat apa-apa. Aku tak bisa menolong Seulbi. Dengan berat hati aku pun memutuskan untuk pulang kerumah.
.
.
Keesokannya aku pun pergi kerumah Seulbi untuk mengajaknya pergi ke taman bunga sakura karena sudah janji dengannya jika dia mendapat nilai lebih bagus dariku saat pelajaran fisika.

Aku pun mengetuk pintu rumahnya. Kudengar suara langkah kaki serta ucapan “Tunggu sebentar” dari dalam rumah.

“Ah, Seha. . . Kau datang!” Kata Seulbi yang membukakan pintu untukku.
“Apa kau sudah siap?” Tanyaku padanya.

“Tunggu, aku mau. . . .” Ucap Seulbi terpotong karena ada suara dari arah belakangnya.

“Siapa itu, Seulbi? Kau lagi rupanya.” Ujar ayah Seulbi yang sudah tepat berada dibelakang Seulbi karna menyadari aku berada di depan rumahnya.

“Mau apa kau kemari?” Tanya Ayahnya dengan nada tajam padaku.

“Aku ingin mengajak Seulbi jalan-jalan ke taman bunga sakura, paman.” Ucapku mencoba sesopan mungkin.

‘Plaak . . . .’ Tangan ayah Seulbi pun sukses mendarat diwajahku yang membuat wajahku lebam dan membuatku tersungkur dilantai. Aku dan Seulbi langsung shock melihat tindakan ayahnya ini.

Seulbi langsung berjongkok mendekatiku yang terduduk sambil menyentuh pipiku yang lebam akibat tamparan ayahnya. Aku melihat dia yang sudah berkaca-kaca saat melihatku seperti ini. Aku pun hanya bisa memeluknya mencoba untuk menenangkannya.

“Ngapain kau masih kesini! Cepat pergi! Dasar bocah ingusan! Bisa apa kau pada anakku, hah? Mengajaknya kencan segala.” Bentaknya sambil menatapku tajam. Aku pun sudah tidak tahan dengan kelakuan ayahnya.

“Aku mengajaknya pergi karena sebaagai imbalan dia telah berhasil mendapatkan nilai terbaik. Lagipula saya ini datang dengan tujuan yang baik.” Aku mulai tersulut amarah melihat ayahnya selalu berlaku kasar padaku, bahkan kepada anaknya sendiri.

“Masuk, Seulbi! Ayah tidak akan mengijinkan kau bersama dia. Dan kau! Jangan pernah menginjakkan kakimu di rumahku. Ayo! Masuk.” Bentak ayah Seulbi padaku dan Seulbi.

“Aku tidak mau, aku tidak mau menuruti apa kata ayah.” Bentak Seulbi berusaha melawan ayahnya sendiri dan mengeratkan dirinya padaku.

“Jangan paksa dia, paman.” Aku memohon padanya untuk tidak kasar pada putrinya sendiri. Aku tidak masalah dia kasar padaku, tapi jangan sakiti Seulbi.

“Apa urusannya denganmu? Kau itu bukan siapa-siapa disini! Sana pergi!” Bentak ayahnya padaku.
“Saya ini pacarnya, dan saya sangat mencintai putri anda.” Ucapku dengan lantang mengeluarkan isi hatiku dan membuat ayahnya terdiam.

“Apaan yang cinta? Memang bocah sepertimu bisa membahagiakan putriku, hah? Sudah kau masuk Seulbi. Dan jangan pernah bersama laki-laki ini!” Ayahnya menarik paksa Seulbi masuk kerumah.

“Seha. . .!” Teriak Seulbi yang menggengam erat tanganku dan aku juga menggengam erat dirinya.
“Lepaskan peganganmu, Seulbi! Ayo. . Masuk!” Bentak ayah Seulbi dan menarik kuat agar Seulbi melepas genggamannya padaku. Seulbi pun yang tidak kuat pun melepas genggamannya padaku.

“Seha. . . . .!” Teriaknya sambil menangis deras di wajahnya. Pintu rumahnya pun langsung tertutup kencang. Bahkan sampai saat ini aku pun tidak bisa berbuat banyak padanya.

“Sial. . . .! Aku bahkan tidak bisa menolongnya!” Umpatku sambil menghajar tembok disebelahku. Kenapa? Kenapa harus begini? Aku ingin melindunginya, tapi sampai detik ini aku tak bisa melindunginya!

“Seulbi. . . .” Gumamku pilu menatap pintu yang telah tertutup itu untukku. Dengan berat hati aku pun meninggalkan rumah Seulbi dengan perasaan bercampur aduk menjadi satu. Aku akan kembali dan akan merebut Seulbi-ku kembali.

Seulbi. . . tunggulah aku! Aku pasti akan menjemputmu!
(End Seha Pov)
.
(End Flashback)
.
~ To be Continued~

[Chapter Sebelumnya]                       [Semua Chapter]                            [Chapter Berikutnya]

Comments