Fanfic Closers Online: Romeo and Cinderella Chapter 3

85

Romeo and Cinderella Chapter 3

 By : Mahardika Widyaadi Pertiwi
Main Character : Lee Seha (SA) x Lee Seulbi (SA)
Warning : OOC, Typo or Miss Typo, Rate Teen(+), dll
.
.
.
Previous : “Seha. . .” Panggil Seulbi pada Seha yang masih memeluknya dari belakang. // “Ada apa?” Tanya Seha namun tidak memindahkan posisinya dan semakin mengeratkan pelukannya. // “Apa kau masih ingat bagaimana kau & aku saling menyukai?”

Tanya Seulbi sambil menatap langit malam. // “Hmm. . .” Guman Seha yang mulai memutar ingatannya kemasa lalu.
.
.
.
~ Chapter 3 ( Full FlashBack)~
.
.
(Seha Pov)
.()
Aku sedang duduk dibangkuku sambil menatap langit dengan perasaan bosan karena guru tak kunjung datang. Bermain psp milikku rasanya sedang tidak minta karna baru saja aku menamatkannya 5 menit yang lalu.

Aku merasa kesal, kenapa lama sekali guru itu datang. Aku pun memandang teman-teman dikelasku. Ada yang berbincang-bincang, ada yang bermain, dan masih banyak lagi.

Tapi ada sebuah suara yang kuyakini pintu kelasku terbuka. Kulihat semua anak kembali ketempatnya dan guru pun masuk kekelas.

“Selamat pagi semua. Hari ini kita kedatangan murid baru. Silakan masuk.” Masuklah seorang gadis berambut pink diikat samping yang membuat semua anak memperhatikannya. Warna rambutnya sangat tidak wajar mengingat semua anak berambut hitam atau coklat disini.

“Ayo perkenalkan dirimu.”
“Salam kenal, namaku Lee Seul bi. Mohon bantuannya.” Ucap sang gadis yang akan menjadi penghuni kelasku.

“Baiklah. Kau boleh duduk disamping Lee Se ha yang berada di pojok belakang dekat jendela itu.”
 
Gadis itu pun menganggukkan kepala dan berjalan kearahku. Kemudian dia pun tersenyum ramah padaku.

“Salam kenal, Lee Seha. Kau bisa panggil aku Seulbi.” Katanya sambil duduk disebelahku dan tidak mengilangkan senyuman ramahnya padaku.

“Panggil saja Seha.” Ucapku datar dan tidak berminat sama sekali dengan gadis yang menjadi teman sebangkuku ini. Aku memang terbiasa begini oleh semua orang, kecuali kepada satu orang yang kuanggap benar-benar teman baikku.

“Baiklah, Seha. Kita berteman ya.” Aku tak menggubris perkataannya dan dia pun langsung berpusat pada pelajaran yang sudah diterangkan guru di papan tulis. Aku hanya memandang teman sebangkuku ini dengan pandangan biasa.

(End Seha Pov)
.
.
.
(Seulbi Pov)
.
Sudah setengah tahun aku ada di sekolah baruku ini. Hari ini aku terlalu malas untuk pergi kekantin. Walau sudah diajak oleh teman-temanku, namun aku menolak ajakan mereka dengan halus.

Aku pun pergi ke atap sekolah untuk mencari ketenangan, daripada diam di kelas yang cukup berisik. Akhirnya aku berhasil kesini dan membuka pintu atap sekolah.

Kulihat di sana terlihat tidak ada siapapun karena kurasa sebagian anak pasti pergi kekantin untuk mengganjal perut atau mengistirahatkan pikiran mereka.

Aku pun berjalan mencari tempat dimana aku bisa duduk tenang menikmati awan-awan dilangit dan udara sejuk yang berhembus, walau matahari saat ini bersinar terang dilangit biru.

Saat aku mencari, aku melihat laki-laki yang menjadi teman sebangku-ku selama setengah tahun ini –Seha, sedang tiduran ditempat yang tidak tersentuh matahari.

Walau waktu pertama bertemu, dia seperti es karena sikapnya padaku. Namun lama kelamaan dia pun sudah bisa melunak karena aku sering berbicara padanya.

Aku pun memandangnya cukup lama, tapi sepertinya dia tidak menyadariku. Dan kulihat dia sedang tertidur sambil mendengarkan lagu, terlihat ada sebuah MP3 diatas tubuhnya.

Dia terlihat keren kalau diperhatikan. Apa yang ku pikirkan sih? Dari pada aku memperhatikannya bikin mukaku memanas, lebih baik aku duduk tak terlalu didekatnya saja.
.
(End Seulbi Pov)
.
.
(Seha Pov)
.
Hari ini aku pun memutuskan untuk ke halaman belakang hanya sekedar duduk dibawah pohon. Untuk menyegarkan kepalaku yang penat karena pelajaran yang kulalui.

Aku pun berjalan kehalaman belakang yang jarang dikunjungi orang. Aku pun mencari pohon yang nyaman untukku bersandar.

Setelah menemukannya aku pun mengambil psp milikku yang selalu menemaniku kala sepi dan bosan. Namun tak berapa lama aku tenggelam dalam permainanku, ada suara yang membuat ketenanganku sedikit terusik. Mau tak mau aku pun melihat siapa yang menggangu ketenanganku.

“Mau apa kau kemari?” Tanyaku menatap tajam saat mengetahui yang mengganguku adalah gadis yang menjadi teman sebangkuku, Seulbi.

“Tidak, aku hanya ingin disini. Bolehkan?” Tanyanya tepat dihadapanku saat ini.
“Hn, tentu.” Aku pun menggeser sedikit tempat dudukku untuknya.

“Terimakasih. Oh ya, apa kau sudah makan?” Tanyanya sambil duduk di sebelahku. Aku pun hanya terdiam sambil bersandar di pohon dan menyimpan psp-ku lagi. Dia pun mengeluarkan kotak bekal miliknya.

“Kalau belum, ayo kita makan bersama. Aku membawa banyak, kurasa aku tak bisa menghabiskannya sendirian.” Katanya sambil membuka kotak bekalnya. Aku hanya melihat gerakannya saja dengan bola mataku.

“Ayoo, buka mulutnya.” Seulbi mengambil makanan itu dengan sumpit dan berniat untuk memberinya padaku.

“Apa maksudnya?” Tanyaku kaget sekaligus bingung padanya. Aku tak habis pikir kenapa dia mau repot-repot seperti ini.

“Kau kan belum makan, nanti mudah sakit. Ayo, buka mulutmu.” Katanya yang masih tetap menyodorkan makanan itu kearahku.

“Aku tidaa. . .” Kataku yang terputus karena makanan yang dia arahkan sukses masuk kedalam mulutku.
“Bagaimana? Apa rasanya enak?” Tanyanya penuh harap padaku yang hanya terdiam sambil mengunyah makanan yang dia berikan padaku dengan cara sedikit maksa(?). Aku hanya mengangguk kepalaku untuk memberikan jawaban padanya, dan tiba-tiba ekspresinya terlihat ceria.

“Wah, benarkah? Syukurlah, ini aku yang buat loh. Ayo kita makan sama-sama.” Ajaknya yang masih tersenyum ceria. Apakah dia sangat senang karna kupuji?

Aku pun hanya menurut padanya. Memang ku akui masakannya enak dimakan. Dan melihat wajahnya yang ceria membuatku sedikir merona. Sepertinya aku mulai menyukai gadis ini.
.
(End Seha Pov)
.
.
~End Full Flashback~
.
~To be Continued~

[Chapter Sebelumnya]                       [Semua Chapter]                            [Chapter Berikutnya]

Comments